Senin, 27 Februari 2012


ASAL-USUL DAN PERSEBARAN MANUSIA DI KEPULAUAN INDONESIA

A. PENDAPAT PARA AHLI MENGENAI ASAL USUL MANUSIA DI KEPULAUAN INDONESIA
1. Prof. Dr. H. Kern dengan Teori Imigrasi menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia (Campa, Kochin China dan Kamboja) . Hal ini didukung oleh adanya perbandingan bahasa yang digunakan di kepulauan Indonesia yang akar bahasanya adalah bahasa Austronesia.
2. Van Heine Geldern berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia. Pendapat ini didkukung oleh adanya artefak-artefak yang ditemukan di Indonesia memiliki banyak persamaan dengan yang ada di daratan Asia.
3. Moh. Yamin, mengatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Indonesia. Dia melihat bahwa banyak penemuan artefak maupun fosil tertua di Indonesia dalam jumlah yang besar.
4. Drs. Moh Ali, mengatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan.
5. NJ. Krom, berpendapat bahwa asal-usul bangsa Indoensia berasal dari daerah Cina Tengah.
6. Dr. Brandes, mengatakan bahwa bangsa yang bermukim di kepulauan Indonesia memiliki banyak persamaan dengan bangsa-bangsa di daerah yang terbentang dari sebelah Utara Formosa, sebelah Barat Madagaskar, sebelah Selatan Pulau Jawa-Bali, sebelah Timur sampai tepi Barat Amerika melalui perbandingan bahasa.
7. Pendapat beberapa ahli, mengatakan bahwa masyarakat yang menempati wilayah-wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu. Nenek moyang bangsa Indonesia datang melalui dua gelombang yaitu:
a. Proto Melayu (Melayu Tua), merupakan orang Austronesia yang pertamakali datang ke Indonesia sekitar tahun 1500 SM melalui jalur Barat (Malaysia-Sumatera) dan jalur Timur (Philipina-Sulawesi) dengan membawa kebudayaan kapak persegi (Jalur Barat) dan kapak lonjong (jalur Timur) Bangsa Indonesia yang termasuk keturunan Proto Melayu adalah:
Suku Dayak, Toraja, Batak, Papua dsb.
 b. Deutro Melayu ( Melayu Muda ), masuk ke wilyah Indonesia sekitar 400-300 SM melalui jalur Barat, dengan membawa kebudayaan Logam, seperti : Nekara ( Moko ), Kapak corong, juga mengembangkan kebudayaan Megalitik. Bangsa Indonesia yang termasuk keturunan Deutro Melayu adalah : Jawa, Melayu dan Bugis.
B. PERKEMBANGAN KEHIDUPAN DAN HASIL BUDAYA MANUSIA PURBA DI INDONESIA
1. Jenis Manusia Purba di Indonesia
a. Meganthropus Palaeojavanicus Merupakan jenis manusia besar tertua di Pulau Jawa. Ditemukan di daerah Sangiran pada tahun 1941 oleh Van Koenigswald. Hasil temuannya berupa rahang atas dan bawah.
b. Pithecanthropus 1). Mojokertensis (Robustus) 2). Erectus
c. Homo Sapiens
1). Homo Soloensis
2). Homo Wajakensis.
2. Hasil Budaya manusia purba
a. Kebudayaan Material (Kebendaan)
Berupa alat-alat yang dapat membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hasil kebudayaan mereka pada masa berburu dan mengumpulkan makanan seperti : Kapak genggam,alat serpih dan alat tulang/tanduk. Sedangkan pada masa bercocok tanam berupa Kapak genggam Sumatra ( Pabble ), Kapak Pendek ( Bache Courte ), flakes, dsb. Dan pada masa Perundagian berupa alat-alat dari logam seperti : Kapak corong ( Kapak sepatu ), Nekara, Bejana Perunggu, perhiasan dan manik-manik dari perunggu.
b. Kebudayaan Immaterial (Rohani)
Munculnya sistem kepercayaan dalam kehidupan manusia berlangsung sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan melalui penemuan penghormatan terakhir pada orang yang sudah meninggal, kemudian berubah menjadi pemujaan terhadap roh-roh leluhur pada masa bercocok tanam (Animisme dan dinamisme), terlihat dengan adanya hasil kebudayaan megalitik. Dalam perkembangan selanjutnya manusia menyadari dan merasakan adanya kekuatan yang maha besar di luar diri manusia yaitu kekuatan Tuhan (Monotheisme).

Rabu, 22 Februari 2012

BAHASA AUSTRONESIA

Satu lagi rumpun bahasa besar yang kita sudah kenal. Terlebih lagi rumpun bahasa yang ini sudah sangat mendarah daging bagi bangsa Indonesia, karena Bahasa Indonesia masuk ke dalam rumpun bahasa ini. Rumpun bahasa Austronesia adalah rumpun bahasa terbesar ke-5 berdasarkan banyaknya jumlah penutur asli, dan menempati peringkat ke-2 dalam hal banyaknya bahasa dari sebuah rumpun bahasa.

Rumpun bahasa Austronesia sangatlah kaya dan luas penyebarannya. Dari ujung utara ada Taiwan (Formosa), dan Micronesia, hingga ke ujung selatan di New Zealand. Dari ujung sebelah barat di Madagaskar yang terletak di sebelah timur Afrika, sampai ke pulau paling timur Easter Island (Rapa Nui) yang masuk negara bagian di Chili, Amerika Selatan. Dan secara luas wilayah, sebenarnya bahasa Austronesia adalah bahasa yang paling luas penyebarannya sebelum kolonialisasi oleh orang Eropa.

Kekayaan lain yang dipunyai oleh Rumpun Bahasa Austronesia adalah rumpun bahasa Austronesia memiliki total 1252 bahasa yang tercatat, rumpun yang memiliki bahasa terbanyak setelah Niger-Cordofanian/Niger-Congo yang memiliki lebih dari 1500 bahasa. Sementara jumlah total penutur asli bahasa Austronesia lebih dari tiga ratus juta jiwa. Dan uniknya lagi, Bahasa Austronesia yang paling besar berdasarkan banyaknya penutur asli, adalah Bahasa Jawa dengan, Bahasa Tagalog menempati urutan ke-2 bahasa austronesia yang memiliki jumlah penutur terbanyak.

Dari segi penutur bahasanya, bahasa Jawa menempati urutan nomor 11 bahasa di dunia dengan bahasa penutur asli terbanyak, dan bahasa Tagalog menempati urutan ke-24, sementara bahasa Indonesia menempati urutan ke 40. Berita menyedihkan untuk para kaskuser, bahwa bahasa Melayu menempati urutan 35, setingkat di atas bahasa Sunda yang menempati urutan ke 36.

Secara Etimologi, kata austronesia sendiri berasal dari bahasa latin "Auster" yang berarti angin selatan, dan bahasa Yunani "Nesos" yang berarti pulau, karena sebagian besar wilayah dimana penduduknya menuturkan bahasa Austronesia adalah pulau-pulau kecil di daerah Selatan / Tropis (kecuali Malaysia), dimana 4 daerah wisata Tropis yang disukai sebagian besar orang bule yaitu Seychelles, Bali, Hawai'i, dan Fiji, adalah wilayah Austronesia.

Klasifikasi bahasa Austronesia

Secara garis besar, pembagian bahasa Austronesia dibagi menjadi beberapa cabang dari bahasa Formosa (Taiwan)
Bahasa Formosa terdiri dari beberapa anak bahasa yang telah tercatat dan beberapa belum tercatat.
yang telah tercatat antara lain: Seediq, Atayal, Rukai, Paiwan, Puyuma, dll

Sementara dalam bahasa Indo-Melanesia, dibagi menjadi Bahasa Malayo-Polinesia barat, dan Bahasa Malayo-Polinesia tengah-timur
Bahasa Malayo polinesia barat dibagi menjadi bahasa Kalimantan, dimana bahasa Malagasy termasuk dalam cabang ini, dan Bahasa Sunda-Sulawesi
Dalam cabang Sunda-Sulawesi inilah melahirkan bahasa-bahasa besar dari bahasa-bahasa Nusantara seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Sunda, Bahasa Batak, Bahasa Jawa, dll (yang ga disebut jangan marah ya)
Bahasa Palau di negara kepulauan Palau juga termasuk bahasa dalam cabang ini.

Sementara di cabang Bahasa Malayo-Polinesia Tengah-Timur dibagi menjadi bahasa Malayo-Polinesia Tengah dan Timur, dimana bahasa Malayo-Polinesia tengah menjadi bahasa yang merupakan bagian dari bahasa nusantara.
Bahasa Malayo-Polinesia tengah ini meliputi bahasa-bahasa yang ada di Maluku dan di pesisir Papua, seperti bahasa Halmahera.
Dan Bahasa Malayo-Polinesia Timur ini adalah bahasa yang juga disebut sebagai bahasa Oceania. Dalam cabang ini juga terdapat bahasa-bahasa Oceania seperti bahasa Hawai'i, Fiji, Maori, Rapa Nui, Tahiti, Tonga, Tuvalu, Micronesia, Samoa, dll